Jumaat, 16 Mac 2012

Coba Hargai Karyamu!

Minggu ini kita punya satu teman baru. Dia juga anggota Club comic Panyoet Aceh. Pria yang sedang melanjutkan study di kampus Unsyiah jurusan arsitektur ini memang tak salah jalur kalau ia menyukai menggambar. Tentu tak heran pula kalau menggambarlah tempat ia melarikan bad mood. Jadi, cowok satu ini tidak pernah bad mood dong?
Mau kenal siapa dia? Eheem eheeem, terus tekan enter dong biar kamu tahu.
Ia mengaku suka menggambar sejak mengenal alat tulis, kira-kira 3-4 tahun usianya. Bertambah semangatnya ketika komik Dragonball muncul.
Tiba-tiba menerima notif dari akun Facebook, itulah awal dari segala perkenalan Panji dengan Club Panyoet Aceh. Dalam dunia maya, grup Panyoet ini sangat aktif dan saling berbagi kreatifitasnya. Seakan ada yang kurang kalau belum berbagi hasil karya, mungkin itulah yang dirasakan oleh penghuni grup Facebook panyoet Aceh.

Coba kita kenalan dengan gambarnya dulu deh, yang penasaran sabaran dulu.



Gambar itu kira dapat menggambarkan apa? #diam khitmat dengan jawaban masing-masing.
Pemuda yang bernama lengkap Panji ini bukanlah Panji manusia milenium yang akrab kita kenal dalam sinetron masa tempoe dahulu. Panji ini kegemarannya adalah menggambar, menggambar dan menggambar! Maka tak heran kalau hampir tiap hari ada saja postingan gambar terbarunya.  Walau mengaku diri miliki aktivitas cukup padat, ia tetap menggambar. Ketika kami tanyai proses kreatifnya, “memang betul cukup padat... sebenarnya gambar itu dibikin ketika mood dalam mengerjakan tugas-tugas kampus mengalami masa down, bukan hanya menggambar, terkadang juga bisa main music atau berolahraga, daripada melamun nggak karuan ya mending menggambar, lagi pula emang hobi, nggak tau mau digimanain lagi” jelas Panji.
Panji yang menyukai komik Dragon Ball, Fullmetal Alchemist mengaku style gambar yang ia sebut realism itu dipengaruhi oleh artis kesayangannya Akira Toriyama, dan Tetsuya Nomura.
Menggambar yang sudah menyatu dengan jiwa seperti tidak bisa dipisahkan. Namun berbeda dengan Panji yang membantah jelas kalau menggambar itu bisa disebut hobby atau kesukaan. “Beda dengan cinta. Aku cinta keluarga, jadi kalo mereka atau terutama Umi menyuru untuk berhenti menggambar, sepertinya bakal kuturuti deh” pangkasnya tak berkecil hati.

Ketika kami singgung pertanyaan tentang genre gambarnya; realism. Panji membeberkan sedikit yang ia pahami, ‘biasanya itu menyangkut dengan seni rupa, realism selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan yang bisa dibilang Nyata atau Sangat hidup. Pengertian lebih luas, usaha realism akan selalu terjadi setiap kali si pelukis/penggambar berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Kalau dikasusku, biasa sketsa wajah untuk menampilkan expresi dan raut si tokoh tersendiri... semakin mirip tokoh dengan yang kita gambar, semakin banyak pula skill yang uda di dapat... Kira-kira gitu deh...”

Percaya pada kemampuan diri adalah tombak estafet semangat yang tak boleh putus. Karena rasa percaya diri terhadap sebuah karya sangat membantu seseorang berkreasi. Begitu pula Panji menanamkan rasa percaya diri. “Pastinya, siapa lagi yang mau ngehargai karya sendiri kalo bukan kita... cobalah hargai karyamu!” kata Panji. Seketika itu kami langsung menodongnya dengan tips agar rasa percaya diri tetap tumbuh dalam diri teman-teman, “yang pasti cobalah menghargai karya dimulai dari diri sendiri dan biarkan motivasimu berkembang” ujar Panji kembali.
“Sebenarnya banyak sih, cuma ada satu progress dimana aku sangat senang ketika berhasil menggambarnya (menggambar songoku pertama kali) tapi hasilnya uda nggak tau kemana karena punya jaduuul sangat. Buatnya itu sekitar, ummm dari pagi sampe sore. Kesukarannya disetiap bagian, jadi cara ngatasinya ya dengan penghapus dehhh... makanya agak lama... hhaha” tawa Panji membuka kenangan karya yang paling ia sukai. “Kalo untuk karya yang sekarang ini tetap senang, cuma tidak sesenang waktu dulu... the first moment always be a beautiful memory


Nah, ini dia karya terbarunya Panji. Silakan dinikmati. Oya, ingat pesan Panji, “Siapa lagi yang mau ngehargain karya kita sendiri kalau bukan kita”. Kalau sudah begitu, mulailah memberi kesempatan kepada kemampuanmu untuk terus percaya diri. Oke oke? Sampai jumpa di entri selanjutnya. Salam semangat dari Club Panyoet Comic Aceh, “Semangat berkarya!”

    

  
Dilaporkan oleh: Isni Wardaton

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Beri jejakmu di sini. Terimakasih. ^_^