Sabtu, 31 Mac 2012

Bersama Priyanto Sunarto

Di Canai Mamak dalam agenda temu ramah dengan pak pris (Priyanto Sunarto)

 Akan ku kisahkan setitik tentang hari itu, 13 Februari 2012.
Seperti hari-hari biasanya, walau sedikit mendung namun tak setetespun hujan turun. setidaknya begitulah ketika kami bersama di Canai Mamak menanti kehadiran pak Priyanto sunarto, Kartunis tersohor di nusantara, guru besar senirupa dan desain di ITB itu.

Awalnya terlalu pelik memang langkah yang kami ambil. tak pungkir, memang keadaan tak selalu berjalan mulus karena selalu ada misteri disetiap keasingan. selalu ada halangan luar dalam namun pintu selalu terbuka disaat pintu-pintu yang lain tertutup, demikian pula hari itu*

         Sebagai komunitas yang sama sekali tidak memiliki Base Camp atau sejenisnya, Sebutlah markas, maka pilihan untuk dapat bersama berbagi pengetahuan atau setidaknya nimbrung bersama adalah kafe. Seperti biasa, kalau urusan memilih tempat untuk pertemuan tentulah pasti kafe yang itu-itu saja dan akan melakukan hal-hal yang itu-itu juga.

tapi tidak kali ini, Canai mamak adalah pilihan yang diluar tanggung jawab Anggota @panyoet yang memilihnya. Sebuah pilihan yang justru merupakan dikotomi dari teh inge. jika kau tak mengenalnya sudilah menjelajah ke facebooknya. Aku dan teh inge tak lama kenal, bulan januari dan bagiku mengenalnya adalah keberuntungan. Darinya aku mengetahui Kalau pak Pris - Priyanto Sunarto itu adalah ayahnya dan darinya pula aku tau kalau beliau akan tiba di Aceh Februari ini. Aku mati bahasa mengetahui hal itu.

Aku justru senang bahkan sangat senang mendengar berita mahal itu, tapi sungguh aku tak perlu merogoh kantung untuk membayar informasi cuma-cuma dari teh inge. Setelahnya aku memiliki nomor ponselnya dan demikian sebaliknya. Dari situ aku lebih mudah berkomuniksi dan mendapatkan informasi hingga berada hari itu berada di Canai mamak Pukul 16.00 WIB. Hari rabu adalah pilihan yang paling tepat menurutnya dan kamipun menurutinya. Terkadang memang sungguh menyenangkan menjadi penurut.


Aku tiba lebih cepat menanti Panyoetista lainnya, Menanti kehadiran mereka setelah terlebih dahulu ku kirimkan pesan singkat untuk tiba tepat waktu. di Canai mamak, tak berapa lama Amy datang mengisi kesendirian ku yang mulai gamang. Kehadirnnya mampu meredam kegelisahan yang sempat merundung. tentu saja aku sangat gembira, lalu disusul CPAs dan beberapa teman lainnya dan kami harus memanggil pelayan untuk membantu merapatkan meja.

Ada saja hal-hal yang sangat gurih dibahas ketika berkumpul seperti ini, baik itu soal gambar, kenangan, pengalaman bahkan soal pacar. tapi yang terakhir agak sulit kupahami ^^. Sebelum Pak Pris beserta rombongan tiba, kami bahkan telah berkali berpindah meja. Alasannya singkat saja, Tidak nyaman.

Tiba-tiba dering ponselku nyaring terdengar setelah ku kurimkan pesan singkat pada teh Inge, katanya melalui pesan singkat yang kuterima mereka akan segera tiba dan seketika lampu padam. Malangnya tak ada generator yang akan mensupply energinya ke bohlam untuk menyala. Ruangan menjadi gelap tapi tak gulita.

Teh Inge tiba bersama keluarga dan tentu saja Pak Pris. Menyambut kehadiran mereka menjadi hal yang paling istimewa, namun karena listrik padam tentu saja ruangan yang hanya menerima sedikit sinar mentari itu manjadi gelap dan panas tanpa AC, karena alasan yang sederhana itulah kemudian bersama kami memutuskan untuk kembali mandah ke tempat yang lebih terang, persis di sudut depan ruangan. Menjadi nilai yang lebih spektakukler menurutku mengetahui Pak Pris ternyata orangnya ramah dan senang berbagi, kombinasi kata itu yang seharusnya dimiliki setiap seniman.

Suatu kekagetan mungkin bagi sebagian Panyoetista jika aku mengundang Ketua Pakarti Aceh Firmansyah atau kerap dikenal dengan sapaan OLEXS. Benar saja, Aku mengundangnya adalah pilihan yang paling tepat untuk memperkenalkan 'kehidupan' Pakarti Aceh serta komunitas Gambar lainnya yang Ada di Aceh kepada Pak Pris yang saat ini telah menjadi Pembina Pakarti Nusantara. Hanya saja bang Olexs terlalu antusias hingga melupakan Panyoetista  yang lain untuk juga mendapatkan bagian, sekurangnya bertanya sepatah dua patah pertanyaan. Aku tau perasaan Bang Olexs, Dia cemburu dengan seniman lain diluar Aceh yang bisa terus eksis dan berkarya tidak seperti disini. Satu sisi ini bernilai Positif namun disisi lain ini berbuah negatif, tapi usahlah menakar kenegatifan. Mengekspose diri juga adalah bagian dari aktualitas diri.

Waktupun terus bergulir, hingga harus meluangkan kembali kehidupan semestinya. Beberapa lembar Foto dan rekaman bersama Pak Pris bisa menjadi kenangan yang tak dapat dihargai dengan apapun dan semoga Panyoet terus berkembang dalam doa dan usaha.

Salam
Rasnadi Nasry
Ketua Umum KK Panyoet Aceh

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Beri jejakmu di sini. Terimakasih. ^_^