Ahad, 25 Mac 2012

Atas Nama Cinta



Mungkin sebagian dari kita heran menemukan seseorang yang rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menyelesaikan kerjanya. Ada pula yang meninggalkan ibu serta bapak di kampung dan merantau memikul secuil harapan. Bagaimana mereka mampu memikul semua itu? Bagaimana pula dengan para petani yang memikul padi dari ujung sawah dengan pundaknya? Kekuatan darimana yang mampu mendinginkan terik panas, atau menghangatkan dinginnya angin malam. 

Kekuatan itu bernama cinta. Darinyalah kekuatan itu lahir dan tumbuh tak mudah tumbang. Cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian kepada siapa mereka persembahkan. Kepada ibu, bapak, istri, anak, masyarakat dengan generasi yang harus terus kreatif.


Pernah kita duduk termenung, lalu sekedar iseng mengingat ibu dan bapak kita? Dibalik pintu kamar tak jarang kita mengurung diri seolah masalahmu tak lebih besar dari ujung kuku. Sedangkan ibu bapak di dapur memikirkan keadaanmu yang mulai enggan menjawab tutur katanya.

Larii mengejar mimpi. ^0^

Bila kamu sedang merasa kurang, membutuhkan tambahan waktu yang kurang karena telah habis terpakai untuk mengeluh. Kenanglah punggung bocah kecil yang mengendarai becak tua dan berkali-kali naik turun dari satu tong sampah ke tong sampah lain demi sebuah botol. Kenanglah ibu bapakmu yang lebih memilih diam dengan ulahmu yang jauh dari menyenangkan. Kenanglah senyum dan tawa mereka yang selalu menanti cerita-cerita indahmu. Kamu harus bertahan! 

Atas nama cinta, Tuhan telah memberi waktu kepada kita semua adalah sama. 24 jam, kalau kamu bisa melakukannya atas nama cinta. Maka kamu tinggal tersenyum, dan lihat hasilnya! Kamu bisa!

Ditulis oleh: Isni Wardaton
Gambar oleh: Marzalina

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Beri jejakmu di sini. Terimakasih. ^_^