Khamis, 27 Disember 2012

Panyoet dalam Piasan Seni


Piasan Seni memang sudah berlalu saat tulisan ini dinukilkan, tapi inilah pengalaman dan kenangan yang tak boleh dibiarkan mengaup selaksa embun yang diterpa matahari. Ah kawan, semangat itu masih kurasa menggebu dalam dada ini. Saat kita mendapat undangan dari Jaroe untuk mengisi sebuah stan pameran di acara Piasan Seni.


Sebuah stan komunitas Panyoet, siapa yang tak bangga akan kesempatan ini. Kita pun beraksi mempersiapkan tema stan, yang kemudian ditetapkan dengan tema “kedai ala Jepang”. Persiapan pun dimulai dari membuat pernak pernik dan cewek-cewek pun beraksi.  Membuat hiasan stan, bukan cuma satu tapi puluhan gantungan kupu-kupu disulap menjadi cantik.
Belum selesai di situ, sehelai kain sepanjang 8m dibentangkan dengan semangat. Segala perkakar meggambar dikeluarkan, tak pantang menyerah meski hujan menghalang jiwa-jiwa itu masih membara untuk menorehkan cerita dan ide-ide 'gila' yang mengakar di kepala. Tak ayal kain 8m itu penuh dengan impian dan pengharapan hingga siap untuk dipamerkankan dengan penuh percaya diri di acara Piasan Seni.
kain 8m mulai dibentangkan
dengan percaya diri 'inilah karya kami'
Persiapan selanjutnya pun dilakukan, tak kenal siang maupun malam dan listrik sempat padam, karya para panyoetista mulai dibingkai. Bermodal kardus bekas yang dikumpulkan dengan suka rela, kertas mika, dan selotip hitam besar. Kami mulai menunjukkan kreatifitas memotong kardus dan membingkai karya agar semakin elok tampilannya. Bukan hanya satu karya yang dibingkai kawan, ada puluhan karya yang kemudian memenuhi dinding stan Panyoet.
Pak Ketua motong kardus
hujan-hujanan untuk menggambar di Museum


serius ngebingkai karya
ini karya kami, karya kalian mana?

stan belum selesai
semangat 45 mendekor stan
Selanjutnya beralih ke stan kami di Taman Sari, merkipun -2 hari sebelum hari H tampaknya stan belum selesai benar didirikan, namun hal tersebut tak mengurung semangat kami. Hingga kesokan harinya dengan jiwa yang semakin membakar kami mulai mendekor stan dengan segala perlengkapan yang sudah jauh-jauh hari disiapkan.

Stan selesai di dekor dan acara Piasan Senipun dimulai. Selama 5 hari acara digelar meskipun sempat dihalang hujan dan stan yang tergenang air serta areal pameran yang becek para panyoetista tetap semangat. Hasilnya acara berjalan lancar dan segudang pengalaman, impian, semangat, pengorbanan saling tumpang tindih menjadi sesuatu yang berharga dan tak pantas dilupakan begitu saja.

Profil Panyoet


Karya Para Panyoetista


Rabu, 14 November 2012

Seniman Muda Aceh Tidak Munafik



“Aceh tak akan pernah berpikir jika kita -sebagai warganya- tak berpikir!”

Lukisan Oleh : Tu-ngang Iskandar

Statment ini muncul di sela-sela diskusi terhadap ranah kesenian ala warung kopi malam itu. Membahas kesenian bagi saya adalah hal yang paling sensitif, mengingat kekinian pergolakan politik Aceh yang semakin hari semakin unik saja dan terus menggerus kesenian. Kesenian masih dianggap sebagai persembahan yang temporial dan hanya dapat diekspose pada waktu-waktu tertentu saja, sebutlah seperti sebuah acara kenegaraan, menyambut hari besar atau apalah namanya. Saya mengubah posisi duduk dan memasang kuping agar bisa lebih peka mendengar diskusi bebas itu karena berbagi dengar dengan suara tayangan bola kaki. Ini semakin menarik saja.

Sistem pemerintahan yang sedang kita hadapi saat ini adalah carut marut politik yang busuk, kehidupan kita jalani sekarang ini adalah imbas dari sistem kacau itu yang merambah ke perut seniman, Perupa khususnya. Miris ketika saya mendengar seseorang yang berbakat dan potensial dalam melukis justru menafkahi diri dengan jualan kelapa muda atau menjadi tukang tambal ban. Bukan hal demikian tidak boleh, hanya saja mengapa kemampuan itu tidak diberdayakan dan didukung semaksimal mungkin. Yang saya tangkap dalam diskusi ini, ternyata jawabannya klasik. Lagi-lagi Pemerintah yang menjadi borok kesalahan ini. Apakah seniman menjadi korban? Dari apa yang saya dapat pahami dalam diskusi warung kopi itu ternyata banyak katagori seniman di Aceh ditilik dari kepentingannya.

Pertama adalah Seniman Aceh menganggap dirinya -sadar tidak sadar- telah menjadi korban dari dari sistem yang telah terbentuk. Mereka menganggap dirinya telah dikucilkan sistem pemerintahan, Hal ini dapat kita buktikan dari beberapa pengalaman perih yang dialami, mulai dari ketidakpedulian bahkan melarang kebebasan mengeksplorasi seni pada wadah yang seharusnya mereka berada. Misalnya Taman Budaya atau Taman Ratu Safiatudin. Sikap tak acuh ini akhirnya menjadi bara api dan dendam, Pemerintah menjadi musuh karena memandang seniman sebelah mata.

Kedua adalah Seniman Muda Aceh justru tidak mengganggap keberadaan pemerintah sebagai generator yang memulai segalanya, justru merekalah pemantik apinya. Mereka terus mengekpresikan diri dan komunitasnya di luar iming-iming kucuran dana dari pemerintah. Mereka sama sekali tidak peduli dengan apa dan bagaimana pemerintah bekerja terhadap mereka, peduli atau tidak itu tidak menjadi ukuran terhadap aktifitas pengkaryaan mereka. Ideologi ini menjadikan mereka kokoh dan tak mudah dipermainkan dalam arti mereka akan terus berkarya walau tanpa bantuan sekalipun.

Ketiga adalah Seniman pemerintah, Seniman yang khusus mendapat perlakuan istimewa dari pemerintah, mereka dibiayai dengan dana dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Mereka akan menjadi persembahan utama dalam setiap pertunjukan dan pameran yang dilakukan pemerintah. Namun jika event tidak ada maka merekapun lenyap entah berantah, Tak heran pertunjukan yang persembahkan begitu sangat tidak profesinal, karena orientasi  mereka adalah ‘Money’.

Dimanakah posisi kita saat ini, mungkin ada katagori lainnya atau bahkan tidak ingin dikatagorikan?
Memang berbicara kesenian Rupa di Aceh adalah hal yang pelik. Hal ini patut dikhawatirkan mulai dari ranah akademisi bahkan agama. Di dunia Akademisi misalnya, Coba sebutkan satu saja sekolah seni atau Perguruan Tinggi/Universitas yang memiliki Fakultas kesenian dan Jawabannya Mutlak, Tidak Ada! Walau beberapa tahun  lalu pernah diwacakan akan mendirikan Akademi Kesenian Aceh atau AKA, Namun buktinya sekarang gaungnya saja bagai ditelan bumi.

Selain itu ajaran agama –Syariat Islam- menjadi seperti tameng terhadap aktifitas kreatif, padahal bukankah bakat adalah anugerah? Terus terang saya belum mengerti apakah itu benar atau hanya sebagai dalih saja. Saya pernah mendengar kalau patung itu dilarang di Aceh karena alasan bertentangan dengan kearifan lokal dan Syariat Islam. Jikapun peraturan itu benar dan harus diterapkan mengapa di beberapa titik justru berdiri megah, beberapa mainan kuda-kudaan dan gajah-gajahan di taman-taman kota adalah patung bukan, manekin yang ada di toko-toko pakaian juga patung, kan!?

Terlepas dari segala hambatan dan kekakuan yang masih saja mengotak-kotakkan seniman di Aceh Saya pikir yang perlu dipikirkan dan dikerjakan adalah menyusun kekuatan dengan terus berkarya, terus dan terus. 

by. Rasnadi Nasry
Ketum PANYOET

Khamis, 1 November 2012

MENUAI KACANG


Beberapa kali hand phone saya berdering siang itu, Tenyata ketua Jaroe -Fadhlan Bachtiar- menghubungi saya. Dari komunikasi melalui udara itu berorientasi kepada pertemuan komikus yang terhimpun di Jaroe, ada hal yang sangat urgen untuk dibahas sepertinya. “Pukul empat sore kita udah di Paknek Kupi ya, bawa beberapa perwakilan dari Panyoet” begitu katanya dari seberang. Kontan saya penasaran, ada apa kiranya?

Selasa, 16 Oktober 2012

Selamat Ulang Tahun yang Pertama Panyoet

"Saatnya bakar-bakar!!" Kami sumringah setelah memarkirkan motor di lokasi rihlah, - Ujong batee- Salah satu objek wisata bahari yang tak jauh dari kota Banda Aceh. Semua kebutuhan perlengkapan sudah diturunkan, Piring, tikar, segalon air, buah dan tentu saja hidangan utamanya: potongan-potongan ayam yang siap dipanggang di atas bara api, Namun seketika itu juga rona wajah ceria kami berubah 180 derajat setelah kami menyadari tidak membawa pangangan, bahkan pisau untuk membelah buah semangka, bahkah korek api sekalipun. dan tentu saja ini bukan hal yang bisa disebut menyenangkan. lalu apa yang harus kami lakukkan terhadap ayam-ayam penganguran ini?


Sesuai dengan kesepakatan minggu 14 okt 2012, Panyoet akan mengadakan rihlah sekaligus

Khamis, 19 Julai 2012

Tips Ramadhan Ceria!

Ramadhan nggak boleh identik dengan lemes. Ramadhan kali ini harus penuh dengan warna. Dan, taraaaaaaaaaaaa! Ramadhan asik binti ceria dataaaang…!

Salam Panyoetista, gimana dengan persiapan Ramadhan kamu? Sudah ada rencana mau ngapain? Wah, pasti sebagian dari kamu sudah punya agenda donk. Dan pasti seru bisa bikin Ramadhanmu ceria abis.

Buat kamu yang belum punya agenda apa-apa nih, yuuk nimbrung bareng Club Comic Panyoet Aceh. Karena kami bakal bagikan beberapa tips buat ngisi agendamu yang kosong, dan tentu bikin kamu ceria, nggak lesu apalagi letoy, dan pastinya puasamu jadi nggak terasa sampe ngebuburit. Wah, apakah itu?

1. Ngisi waktumu dengan mengunjungi toko buku, bisa buat nambah koleksi dan wawasan kamu. Bagi kamu yang lagi minim uang saku, bisa tuh kunjungi rumah peminjaman (atau kita kenal rental) novel atau komik. Buat sebagian dari kita tentu novel dan komik bukan barang asing. Ahaaa! Pasti!

Nah, membaca bisa membuat puasamu tetap ceria dan dapat ilmu baru pastinya. Asik!
Saran sih, kamu bisa ngelirik komik salah satu anggota Panyoetista HasbiallahYusuf, komik
yang lucu abis dan dijamin bikin puasamu jadi rame. Wow!
Buruuuuan! Hehe 

2. Selain dengan membaca, boleh donk lemesin tangan, eiits bukan lemesin badan yaaw, tapi lemesin tangan. Aha! Kalimat itu biasa kami gunakan untuk menggambar, istilah lain dari pemanasan. Hiaaaak! Wkwk…
Nah, diantara kalian mungkin ada yang gemar coret-coret, boleh tuh kembangin bakatnya 
dengan berlatih menggambar. Coba-coba garap komik misalnya, nggak usah yang berat-berat dulu, misalnya komik strip (buat contoh bisa nih belajar dari karyanya Panyoetista: komikstrip). Atau dari sebagian kalian ada yang suka nulis. Ah! Itu bisa juga, kayak kami ini nulisin blog buat kamu-kamu. Gimana?
Oke kan?

Kalau kalian lagi miskin ide, adu duu pasti sebel banget kan? Eeiits, jangan sebel-sebel dulu nanti puasamu tidak asik lagi. Hhmn, gimana kalau untuk idenya pakai tema sekitaran puasa. Tentu donk puasa di daerahmu beda-beda dengan daerah kami (Aceh). Misalnya rutinitas warga kampung kamu saat membangunkan warga pakai TOA meunasah, atau ada yang pakai odong-odong keliling kampung sambil putar lagu kasidah, ‘jilbab jilbab putih…’. Ooops! XD

3. Buat kamu yang penasaran dengan perkembangan kemampuan gambarmu sejauh mana dibandingkan teman lainnya. Asik tuh kalau berkunjung ke blog atau situs komik indie seperti www.ngomik.com atau devianart untuk membandingkan kemapuanmu. Tentunya setiap orang miliki sudut pandang yang berbeda, dengan kemampuanmu menilai kekurangan dari teman bisa saja kamu melahirkan karya yang lebih bagus dari mereka. Gimana? Berani? Pasti donk.

Intinya belajar dan tetap semangat. Sssst! Mumpung baca-baca di ngomik.com masih gratis. Wkwkwk.
Dan kamu bisa jadi anggota juga lho. :O

Bosan dengan suasana kamar? Gimana kalau pindahkan kamarmu ke mesjid. Ooow, maksudnya kamu lho yang ke mesjdi. Sekalian manen pahala dan huting gambar di sana. Ahahaha….

Eeh, pernah ketemu bapak-bapak yang gelagapan pas henponnya bunyi ketika sedang shalat?
Gimana ekspresinya? Wkwkwk…
Atau pas lagi shalat ada kejadian terjun payungnya si cicak tepat ke muka seseorang.
Wkwkwk…

Nah! Bisa buat ide gambar kamu kan? Ssth… jangan-jangan kamu sendiri yang sedang asyik perhatikan kesalahan orang, malah pakai mukena sebagai sarung. Gimana tu ya? #bayangin
sambil ngakak. Wkwkwk… XD

3. . Buat nambah pahala, kamu bisa berbagi kasih dengan mereka yang membutuhkan bantuan. Bisa dengan mengunjungi panti jompo. Atau bermain bersama adik-adik di panti asuhan. Atau sekedar duduk mengeja alif ba ta dengan anak pemulung yang putus sekolah. Tentu mereka merindukanmu, dan kami juga (panyoetista). ^_^

Serta kegiatan ibadah lainnya yang bakal membanjirin pahalamu di bulan Ramadhan yang mulia ini. Yang pasti, kudu tetap berbagi kasih walau dengan sebuah senyuman.

Semangaaaaaaaaaaaaaaat!
Gimana dengan tips Ramadhan asik binti ceria? Udah tau mau ngapain kan? Kalau gitu, cemunguuuuuuuuuuuuuuuuuuuud ya teman-teman.  Dan, selamat menunaikan ibadah puasa. ^0^


Isnin, 9 Julai 2012

Mengkritik Dengan Gambar


DALAM kata pengantarnya, yang ditulis sendiri oleh Eko S Bimantara, komik ini berawal dari buku komik kecil yang judulnya “Di Atas Lega Bertaruh Nyawa” yang memotret dan mengkritisi permasalahan kereta api di Jakarta. Dari sini muncul nama KRL (Komik Rada Lucu) yang diambil dari homofon KRL (Kereta Api Listrik).

Sesuai dengan judulnya, buku ini adalah sekumpulan komik strip empat panel. Eko S Bimantara, anggota komunitas SERRUM (share room), menciptakan sendiri ide, ilustrasi, bahkan desain sampul komik tersebut.

Pada komik ini tersaji beberapa komik strip yang tersusun rapi dalam beberapa bab, diantaranya: Di Atas Lega Bertaruh Nyawa, Kutonton Kau Tonton, dan Keluarga Hingga Akhir Masa. Selain itu ada juag edisi spesial Kartini dan edisi sepesial yang menceritakan

PANYOET DAN SECUIL PRESTASI

SALAM PANYOETISTA...

Wah apa kabar nih minggu ini? Harus lebih bersemangat yaa. Kali ini saya saya coba sedikit berbagai pengalaman tentang keikutsertaan saya pada PEKSIMINAS XI di kota mataram, 1-6 Juli lalu. Ya tentu saja setelah saya lulus seleksi PEKSIMIDA Aceh Bulan Juni lalu. 

Sesuai  prosedur dan jadwal tertera di scedule acara dan kegiatan, saya melihat bahwa lomba komik strip akan dilaksanakan di UMM (Universitas Muhammadiyah Mataram) salah satu perguruan tinggi lokasi PESIMINAS selain UNRAM (Universitas Mataram)

Suasana Lomba di Aula UMM

Oh iya, jadwal yang tertera pada Scedule  itu adalah tanggal  5 Juli 2012, hari kamis. Hari rabu siang, kira-kira pukul 13.00 WITA adalah waktu untuk teknikal meeting bagi peserta lomba. Teknikal meeting ini bertujuan untuk menjelaskan kriteria, waktu dan durasi pelaksanaan lomba komik strip. Hal ini agar menyamakan persepsi tiap-tiap peserta lomba. Sehingga menghindari kesalahpahaman dan  kemungkinan-kemungkinan yang tidak diharapakan.

Pameran karya yang sudah selesai di lobi UNRAM (Universitas Mataram)

Pada tangkai lomba ini ternyata ada 3 dewan juri, Salah satunya Beng Rahadian, masih ingat kan?? selain itu ada Toni dan Iwan Gunawan. Wah padalah saya berharap dapat bertemu dengan Bang Beng di Akademi Samali. Tapi yaaa... akhirnya kita berjumpa disini J sebagai peserta dan dewan juri. hehehe

Beberapa hal yang menjadi perhatian saya adalah teknikal meeting ini hari itu adalah  mengenai katagori penilaian terhadap karya, di antaranya adalah Gamaar hasil karya merupakan komik Strip. Menurut Beng Rahadian komik Strip adalah komik sekali baca tuntas. Artinya tidak perlu membuka lembar baru yang harus memaksa kita mengetahui jalan ceritanya. “itu buku komik namanya”  Selanjutnya gambar boleh diwarnai atau hitam putih. Sementara waktu yang diberikan hanya 4 jam. Sejak pulul 9 hingga pukul 13.00 WITA. Oh iya media Gambarnya berupa kertas karton dengan ukuran 40x60 cm. Selanjutnya dalam komik Strip boleh menamakan karakter komik yang kita buat dan gaya gamabarnya bebas. Namun yang paling substansi dari semuanya adalah  pesan komunikasi dari komik ini yang berhubungan dengan tema. Nah,,, ini yang menjadi garis batas karena tema akan disampaikan pada saat menit pertama pelaksaanaan lomba. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi peserta lomba, tak terkecuali saya. Namun juri hanya memberi sedikit clue “Pokoknya bacalah koran hari ini dan besok, Siapa tau dapat inspirasi” karena komik strip adalah karya yang bisa di muat di koran atau tabloid.

Foto Bersama Kontingen Aceh - Senggigi beach

Esok harinya saya meminta pertolongan Khairus untuk membeli koran,
Khairul adalah mahasiswa UNRAM (Universitas Mataram) yang menjadi LO untuk kontingen Aceh. Selai Siti, Iwan, dan herman.  Meraka dalah kawan baru yang disiplin dan bertanggung jawab. Tidak seperti saya yang terlambat pada saat perlombaan, walaupun demikian saya bukan satu-satunya yang terlambat.

Syukurnya lomba belum dimulai hanya saja peserta lain lebih dulu tiba dan segala perlengkapan lomba telah dibagikan. Yaitu berupa 2 kertas A2, dan 1 buku gambar A3. Untuk melepas risau dan menghibur diri saya coba menyapa beberapa peserta lain, namun saya lupa nama-nama mereka selain Dhea salah satu peserta perempuan, dia dari palembang. Dia adalah peserta PEKSIMINAS X di pontianak Kalimantan Barat dua tahun lalu. Darinya pula saya mendapatkan tips dan trik memanfaatkan waktu.

Penyerahan Tropi oleh Mentri Pariwisata 

Bagi saya sendiri PEKSIMINAS merupakan Event Terbesar saat ini selama saya bergelut di ranah gambar-menggambar, dulu saya sering mengikuti event se-kelas kampus dan tingkat daerah saja. Saya pikir PEKSIMINAS jauh lebih bergengsi. Bagi Saya PEKSIMINAS XI di mataram adalah Event nasional pertama  yang saya ikuti, tidak seperti Dhea yang sudah berpengalaman.

Saya agak canggung dan tak berharap lebih, hanya seorang mahasiswa komunikasi di IAIN Ar-Raniry. tidak seperti rival lain yang mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Diskonvis (desain komunikasi Visual).
Karya Saya

Yah... saya pikir setidaknya saya bisa berkenalan dan memeriahkan acara ini saja sudah cukup berarti dan kepuasan sendiri buat saya. Sementara itu jam telah menunjukkkan pukul 09.00 WITA Lomba Sudah Dimulai, para peserta telah sudah siap mendengar tema yang selama ini dirahasiakan. Tema untuk lomba komik strip ini adalah “ KEBERAGAMAN” dan sayapun mulai berfikir keras untuk menciptakan plot komik strip ini. Hasilya setengah jam hanya terpakai untuk berpikir dan membuat story board di buku gambar A3. Lalu secara pasti saya transfer story board tersebut langsung ke lembar lomba dan tentu saja dengan ketelitian dan kesabaran. Sesekali saya sempat melihat rival lomba, lalu saya mengambar lagi dan memanfaatkan dengan baik sisa waktu yang tersedia.

Narsisnya Saya. hehehe

Panyotista tau?

Tool yang saya gunakan untuk membuat komik ini selailn pensil dan penghapus saya mengunakan penggaris buterfly no 10. Drawinng pen 0.3 dan 0.6 , pen gel 0.7 , spidol Snowman. hanya itu saja.

Seperti yang disarankan Dhea, agar tidak menghabiskan waktu  terlalu lama, saya harus menyelesaikan keseluruhan Sketsa  gambar lalu baru di tinta, saya mengikuti sarannya dan syrukurlah saya memanfaatkan 4 jam itu dengan baik. Usai Lomba kemudian saya sempat berfoto dengan Beng Rahadian serta rekan lainnya dalam Foto bersama. Serta ngobrol sesaat dengan beliau dan Ternyata Bang Beng masih ingat dengan Panyoet. Komunitas Komik Aceh terhebat Ini.

Akhirnya pada malam pengumuman, saya memperoleh juara 2 setelah Wawan Sebastian dari Jawa Barat sebagai juara pertama dan Dwiki Pribadi dari Sulawesi Tengara sebagai juara 3, dan Aceh hanya mengondol satu-satunya piala dari lomba ini. Setidaknya Aceh tidak pulang dengan tangan kosong.
Huuftt... Demikian teman2 Pengalaman saya dalam mengikuti lomba. Semoga menginspirasi teman2 panyoet.. :P
   


Selasa, 26 Jun 2012

JAROE, HARAPAN atau RINTANGAN?

Foto bersama penggagas lembaga JAROE
Tempo hari, 24 juni 2012 di KRAK society tak dapat dipungkiri bahwa puluhan seniman Rupa Aceh berkumpul karena satu ‘kemungkinan‘ yang pada dasarnya merupakan geliat kegelisahan yang terlalu lama bungkam. Hari itu beragam komunitas Rupa bahkan perupa individual yang terus berkarya visual -karena panggilan jiwa tak mungkin dielakkan- terlihat sangat antusias dalam pertemuan ini, kemudian sadar atau tidak, sengaja atau tidak, pertemuan ini kemudian disebut sebagai titik temu kepedulian terhadap kesenirupaan Aceh.

Betapa tidak waktu yang terlalu singkat ini menjadi tolak ukur kesenirupaan Aceh kedepan. Hal ini terekam dari ungkapan-ungkapan para perupa Aceh yang telah jenuh menjadi perupa yang ‘diompongkan’. Walau terkadang pernyataan keras mereka adalah ungkapan hati dan carut marut kekecewaan, namun itulah namanya kejujuran dalam mengekspresikan kegelisahan. Jujur saja, sebenarnya diam pun yang mereka lakukan sebenarnya jauh lebih banyak bicara daripada berbicara itu sendiri.

Ahad, 24 Jun 2012

Hadis dalam Komik, '33 Pesan Nabi'

Hadist Nabi merupakan pedoman kedua umat Islam setelah Al-quran suci, dan tentu saja hadis-hadis tersebut juga dikumpulkan dan dijilid dalam bentuk buku. Berbicara soal buku atau kitab hadis Rasulullah SAW, mungkin kita akan mengarahkan pikiran kita pada kitab-kitab seperti kitab riwayat Nasa’i, Bukhari dan Muslim, Ahmad bin Hambal, dan lain-lain.

Satu sisi mungkin kitab-kitab tersebut Juga barangkali cukup sulit untuk dapat dimengerti jika tidak diteruskan dengan kitab-kitab syarah yang secara khusus menafsirkan isi dari hadist- hadis tersebut seperti Fatuhul Bhaari, Umathul Qari, kitab Nawaawi dan lain-lain. lalu bagaimana sesungguhnya hadis tersebut diterapkan dalam keseharian, atau bagaimana contoh-contoh kongkrit dari hadis tersebut seperti yang Rasulullah maksudkan?

Ahad, 17 Jun 2012

Warna dalam Tiap Jejak

Salam Panyoetista. 

Di entri kali ini kita punya banyak stok warna yang digoreskan oleh malaikat-malaikat kecil dalam lomba mewarnai dan menggambar.

Acara ini tersaji dengan tema "Aceh Menulis" oleh FLP (Forum Lingkar Pena) Aceh yang berlangsung selama dua hari, 16-17 Juni 2012. Bersama FLP Aceh, Club Comic Panyoet Aceh  digandeng dalam agenda lomba mewarnai dan menggambar sebagai juri. 

Wow! Coba lihat gambar backdrop ini. Sungguh diluar dugaan Cpas! Ternyata benar hasil desain Rasnadi Nasry. Paduan warna yang elegan dengan dua bocah muslim dan muslimah di sudutnya semakin menyemarakkan acara Aceh Menulis.



BackDrop "Aceh Menulis" By Rasnadi Nasry
Bisa dimulai sekarang?

Ahad, 10 Jun 2012

Pameran Ditutup, Panyoetista Tidak Terkurung

Pameran lukisan di Musium Tsunami Aceh


Halo Panyoetista...

Akhir pekan kami kali ini adalah mengunjungi pameran lukisan karya pelukis Aceh, Pratitou Arafat. Mendengar namanya dan memastikan rupa aslinya, sungguh tak disangka kalau ternyata ia benar berdarah Aceh. Ooops... ^0^

Jumaat, 8 Jun 2012

PANYOET di Hari Anti Tembakau

Eksibishi sebelum pameran

Nggosip

Dovie Eksibishi

CPAS Eksibishi

New Logo *KK Panyoet Aceh

Panyoet Community Logo
Hai Panyoetista...

Ini Logo Panyoet dalam bentuk *png dalam ukuran besar, mengingat kerusakan Disk yang menyimpan File logo panyoet yang telah karam. Saya berusaha menciptakan replika logo dengan tidak mengubah subtansi ideologis dan filosofinya. Hanya saja pada label "Komunitas Panyoet Aceh" saya buat lebih dinamis mengikuti outline dari balon teks. Hal ini Saya lakukan Agar sedapat mungkin untuk tidak memakan ruang ketika apabila ada pihak yang menawarkan kerja sama dengan Panyoet yang mengharuskan penempatan label dalam dokumentasi mereka, baik proposal maupun media publiksi lainnya.

Semoga berkenan.
 ^_^

Terus Berkarya Terus Berjaya


Tabik...

Wah, sudah lama ya rasanya tidak menyapa teman-teman Panyoetista yang selalu semangat untuk terus menjadi lebih baik. Baik dalam berkarya, baik dalam bersahabat dan tentu saja baik dalam berbagi. Eemm, kali ini saya mau berbagi cerita gembira nih buat teman-teman agar makin semangat.

Rasnadi Nasry  Asik menggambar komik Strip
Nah, teman-teman tau PEKSIMIDA kan? Yak, Pekan Seni Mahasiswa Daerah! Tempo hari 31 Mei 2012, saya bersama dengan ratusan mahasiswa Aceh turut dalam Acara itu, tentu saja sebagai peserta lomba. PEKSIMIDA kali ini diikuti oleh 13 Perguruan tinggi di Aceh dan dilaksanakan di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Oh iya... dari sekian banyak tangkai lomba, saya mewakili IAIN Ar-Raniry memilih tangkai lomba Komik Strip Sementara Cut Putri Ayasofia Memilih lomba Lukis.

Jumaat, 27 April 2012

JOKERs (minggu 22 April 2012)

Ada yang wajahnya mirip joker ga yaa?

Minggu, Seperti biasa Panyotista ngegambar bareng, tapi kali ini ada yang berbeda lhoo, kalo biasanya kita mengambil free action alias ngambar dengan teknik dan karakter suka-suka sekarang justru kita harus 'ngekor' apa yang disuruh sama sensei.

Yaaa,,, menarik itung-itung sekaligus mulai nggores bareng lagi setalah dua minggu nyepi karena beberapa alasan kuat seeh, salah satunya adalah karena minggu kemarin kita kenduri maulid di rumahnya Panyotista Nawir . ^_^
Enak-enak... hmm,,, nyamiee...

Ahemm... Lanjut lagi....
Kita sempat berkecamuk*

Khamis, 26 April 2012

Hunting Gambar Bersama

HUNTING GAMBAR #1

Hai teman-teman gambaris atau siapapun kamu

kami  PANYÔĔT™ (Club Comic Aceh)^^  mengajak teman2 untuk menggambar bersama pada:

Hari : Minggu 29 April 2012
Tempat : Seputaran blang padang
Jam : 14.00 - 17.30 WIB.
Cost : Rp. 2.000 / orang

Cara daftarnya :

Hunting (spasi) NAMA (spasi) Nama Komunitas- jika ada)
kirim ke nomor yang tertera di brosur. ^_^


Ayo Menggambar!!!


Designed by Rasnadi Nasry




Jumaat, 13 April 2012

Catatan Perjalanan Panyoet (2012)

Hay! Panyoetista tahun baru telah dimulai dan kita akan mulai menorehkan kisah baru dilembar tak kasat mata sang waktu. Kembali ke masa lalu dimana lembaran sang waktu telah kita lukiskan kisah bersama, maka kali ini kita akan membaca kembali kisah kita itu. Apa saja sih yang telah kita lakukan selama Panyoet terbentuk (setahun lalu)? Nah inilah kisah kita...
Bermodal tempat yang nomaden mulai beraksi tiap minggunya untuk belajar, mengajar, dan berbagi. Dengan sederhananya kita mengikat diri dalam dunia ilustrasi, menepis perbedaan genre, dan tetap menjadi diri sendiri.
A+


taman FKIP

taman/hutan kota

mbak moel

MU




































































Awal keberadaan kita dimulai dengan pameran kecil-kecilan di A+ Cafee.

Tak lama berselang kita berkesempatan menggelar acara workshop bersama Beng Rahadian (komikus nasional) di A+.

Meskipun sekedar temu ramah tapi kami menyerap banyak ilmu dari Pak Priyanto Sunarto, seorang dosen sekaligus komikus senior koran Tempo.


Api kecil Panyoet semakin benderang dan tak ayal undangan mengenalkan komunitas kita ini ke radio-radio untuk mengisi acara. Tak sampai di situ panyoet juga sering menjadi tamu dan juri di kegiatan yang mengakat tema menggambar.















Bagaimana dengan kegiatan mingguan?
Tetap jalan dong, setiap minggunya dan pastinya masih nomaden. Alasan lain karena tak punya dana untuk sewa tempat tuk sekretariat ya kami akan tetap berbangga hati dengan mengatakan 'seni itu tak untuk dikurung dengan dinding-dinding'.






Tak boleh dilewatkan pesta paling heboh dan paling seru-seruannya para panyotista waktu nyelenggarain ulang tahun Payoet yang pertama.






















Dan tutup tahun 2012 dengan pameran di acara Piasan Seni.