Entri kali ini kami akan
menampilkan profil ketua Club Comic Panyoet Aceh yang tak lain dan tak bukan
adalah masih dengan nama yang sama sejak lahir beliau sampai sekarang; Rasnadi Nasry.
![]() |
Rasnadi Nasry dalam kartun vexel. |
Ia kerap disapa Nasry, mahasiswa IAIN Ar-Raniry jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ini mengaku masih dengan kesibukan yang sudah setahun lebih terus berusaha merampungkan skripsinya.
“Sebelum masuk sekolah, dulunya
menggambar itu medianya tanah, korek-korek tanah, pake paku. Masa kecil kurang
bahagia. Hahaha... Kadang-kadang pake kuku sampe dimarahi ibu. Trus paling
kesal gambar yang aku gambar di tanah itu di hapus orang. Hahaha...” cerita
Nasry saat kami tanya sejak kapan ia menggambar.
Nasry mengaku suka gambar kartun
dan karikatur. Tauris Mustafa adalah kartunis media lokal Aceh menjadi sosok
yang diidolakan oleh seorang Kartunis Nasry.
![]() |
Telah dimuat di Acehjurnal. |
Nasry bersama beberapa teman
lainnya memiliki ideologi dan spirit yang sama yaitu menggambar telah
berhasil mendirikan komitas komik PANYOET Aceh.
“Dengan kesepakatan bersama juga kita mendirikan komunitas ini. Aku, CPAS (cut putri Ayasopia), Marza, Muhardinur, dan Ilham” ujar Nasry.
Ketika kami tanyakan bagaimana Rasnadi Nasry dalam mengatur waktu menggambarnya, kontan Nasry langsung mengelak, “mana padat jadwalku. Hahaha biasanya aku memadat-madatkan jadwal dengan mencari kesibukan yang dapat menghibur diri. Misalnya pergi ke toko buku, liat-liat terus pulang balek tanpa beli buku atau pergi ke pustaka bukannya membaca tapi menggambar. Kalo ke warkop sih bukan untuk ngopi tapi baca komik. Sesekali pernah tidur juga tertidur di warkop. Hahahaha” Beber Nasry dengan cerita konyolnya.
“Dengan kesepakatan bersama juga kita mendirikan komunitas ini. Aku, CPAS (cut putri Ayasopia), Marza, Muhardinur, dan Ilham” ujar Nasry.
Ketika kami tanyakan bagaimana Rasnadi Nasry dalam mengatur waktu menggambarnya, kontan Nasry langsung mengelak, “mana padat jadwalku. Hahaha biasanya aku memadat-madatkan jadwal dengan mencari kesibukan yang dapat menghibur diri. Misalnya pergi ke toko buku, liat-liat terus pulang balek tanpa beli buku atau pergi ke pustaka bukannya membaca tapi menggambar. Kalo ke warkop sih bukan untuk ngopi tapi baca komik. Sesekali pernah tidur juga tertidur di warkop. Hahahaha” Beber Nasry dengan cerita konyolnya.
![]() |
Dimuat di Harian Pikiran Merdeka |
Bincang-bincang kami akhirnya
lari pada satu topik yaitu plagiat. Adapun pendapat sang ketua Panyoet, “kalau
bagi aku sih plagiat itu mencuri gambar orang lain tanpa sepengetahuan izin dan
pemiliknya. Bagi aku perlakuan seperti itu adalah haram.”
![]() |
Nasry dan Dyo dihadang pasukan ayam. Hahahha... |
“Menurut kamu, apa negara kita
sudah bagus dalam menetapkan hukuman bagi plagiat gambar? Atau kamu punya
sesuatu yang ingin kamu utarakan tentang negara dan plagiat gambar?”
“Plagiat itu pembajak karya. Desain-desain yang dipakai di
distro-distro itu adalah hasil orang lain, tapi nggak ada hukuman pasti untuk mereka. Mungkin ada hukum sih hukum, tapi pelaksanaanya nggak ada” Nasry menilai hukuman terhadap plagiatot di negara kita.
“Plagiat itu pembajak karya. Desain-desain yang dipakai di
distro-distro itu adalah hasil orang lain, tapi nggak ada hukuman pasti untuk mereka. Mungkin ada hukum sih hukum, tapi pelaksanaanya nggak ada” Nasry menilai hukuman terhadap plagiatot di negara kita.
“Jangan merasa minder dengan gambarmu, terus berlatih pasti suatu saat akan semakin bagus. Kalau mereka plagiatnya untuk baik-baik aja sih nggak masalah. Gambar itu nggak usah dicontoh. Kalo menurut aku sih, boleh aja niru gambar orang lain, asal dalam batas latihan, toh dengan terus-terus berlatih kamu bakal nemu style kamu sendiri tanpa harus terikat dengan style orang lain" pesan Nasry diakhir bincang-bincang singkat kami.
Dilaporkan oleh: Isni Wardaton
aku pengen kali plagiat karya qe, Nasry!
BalasPadamcuma masalahnya aku gak bisa gambar aja!
hahahahahahaha
Hahahaha, hajaaaaaaaar saja. Kalau bagus itu tandanya kurang keras hajarnya, hajar terus. Hahhaha
BalasPadam