![]() |
Foto bersama penggagas lembaga JAROE |
Tempo hari,
24 juni 2012 di KRAK society tak dapat dipungkiri bahwa puluhan seniman Rupa
Aceh berkumpul karena satu ‘kemungkinan‘ yang pada dasarnya merupakan geliat
kegelisahan yang terlalu lama bungkam. Hari itu beragam komunitas Rupa bahkan perupa
individual yang terus berkarya visual -karena panggilan jiwa tak mungkin
dielakkan- terlihat sangat antusias dalam pertemuan ini, kemudian sadar atau
tidak, sengaja atau tidak, pertemuan ini kemudian disebut sebagai titik temu
kepedulian terhadap kesenirupaan Aceh.
Betapa tidak waktu yang terlalu
singkat ini menjadi tolak ukur kesenirupaan Aceh kedepan. Hal ini terekam dari
ungkapan-ungkapan para perupa Aceh yang telah jenuh menjadi perupa yang ‘diompongkan’.
Walau terkadang pernyataan keras mereka adalah ungkapan hati dan carut marut
kekecewaan, namun itulah namanya kejujuran dalam mengekspresikan kegelisahan. Jujur
saja, sebenarnya diam pun yang mereka lakukan sebenarnya jauh lebih banyak
bicara daripada berbicara itu sendiri.