Minggu ini kita punya satu teman
baru. Dia juga anggota Club comic Panyoet Aceh. Pria yang sedang melanjutkan
study di kampus Unsyiah jurusan arsitektur ini memang tak salah jalur kalau ia
menyukai menggambar. Tentu tak heran pula kalau menggambarlah tempat ia
melarikan bad mood. Jadi, cowok satu ini tidak pernah bad mood dong?
Mau kenal siapa dia? Eheem
eheeem, terus tekan enter dong biar kamu tahu.
Ia mengaku suka menggambar sejak
mengenal alat tulis, kira-kira 3-4 tahun usianya. Bertambah semangatnya ketika
komik Dragonball muncul.
Tiba-tiba
menerima notif dari akun Facebook, itulah awal dari segala perkenalan Panji
dengan Club Panyoet Aceh. Dalam dunia maya, grup Panyoet ini sangat aktif dan
saling berbagi kreatifitasnya. Seakan ada yang kurang kalau belum berbagi hasil
karya, mungkin itulah yang dirasakan oleh penghuni grup Facebook panyoet Aceh.
Coba kita kenalan dengan
gambarnya dulu deh, yang penasaran sabaran dulu.
Pemuda yang bernama lengkap Panji
ini bukanlah Panji manusia milenium yang akrab kita kenal dalam sinetron masa
tempoe dahulu. Panji ini kegemarannya adalah menggambar, menggambar dan
menggambar! Maka tak heran kalau hampir tiap hari ada saja postingan gambar
terbarunya. Walau mengaku diri miliki
aktivitas cukup padat, ia tetap menggambar. Ketika kami tanyai proses
kreatifnya, “memang betul cukup padat... sebenarnya gambar itu dibikin ketika
mood dalam mengerjakan tugas-tugas kampus mengalami masa down, bukan hanya menggambar, terkadang juga bisa main music atau
berolahraga, daripada melamun nggak karuan ya mending menggambar, lagi pula emang
hobi, nggak tau mau digimanain lagi” jelas Panji.
Panji yang
menyukai komik Dragon Ball, Fullmetal Alchemist mengaku style gambar yang ia
sebut realism itu dipengaruhi oleh artis kesayangannya Akira Toriyama, dan
Tetsuya Nomura.
Menggambar
yang sudah menyatu dengan jiwa seperti tidak bisa dipisahkan. Namun berbeda
dengan Panji yang membantah jelas kalau menggambar itu bisa disebut hobby atau kesukaan. “Beda
dengan cinta. Aku cinta keluarga, jadi kalo mereka atau
terutama Umi menyuru untuk berhenti menggambar, sepertinya bakal kuturuti deh” pangkasnya
tak berkecil hati.
Ketika kami singgung pertanyaan
tentang genre gambarnya; realism. Panji membeberkan sedikit yang ia pahami, ‘biasanya
itu menyangkut dengan seni rupa, realism selalu berusaha menampilkan kehidupan
sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan yang
bisa dibilang Nyata atau Sangat hidup. Pengertian lebih luas,
usaha realism akan selalu terjadi setiap kali si pelukis/penggambar berusaha
mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Kalau dikasusku,
biasa sketsa wajah untuk menampilkan expresi dan raut si tokoh tersendiri... semakin
mirip tokoh dengan yang kita gambar, semakin banyak pula skill yang uda di dapat...
Kira-kira gitu deh...”
Percaya pada kemampuan diri
adalah tombak estafet semangat yang tak boleh putus. Karena rasa percaya diri
terhadap sebuah karya sangat membantu seseorang berkreasi. Begitu pula Panji
menanamkan rasa percaya diri. “Pastinya, siapa lagi yang mau ngehargai karya sendiri
kalo bukan kita... cobalah hargai karyamu!” kata Panji. Seketika itu kami
langsung menodongnya dengan tips agar rasa percaya diri tetap tumbuh dalam diri
teman-teman, “yang pasti cobalah menghargai karya dimulai dari diri sendiri dan
biarkan motivasimu berkembang” ujar Panji kembali.
“Sebenarnya banyak sih, cuma ada
satu progress dimana aku sangat senang ketika berhasil menggambarnya
(menggambar songoku pertama kali) tapi hasilnya uda nggak tau kemana karena
punya jaduuul sangat. Buatnya
itu sekitar, ummm dari pagi sampe sore. Kesukarannya disetiap bagian, jadi cara
ngatasinya ya dengan penghapus dehhh... makanya agak lama... hhaha” tawa Panji membuka kenangan
karya yang paling ia sukai. “Kalo
untuk karya yang sekarang ini tetap senang, cuma tidak
sesenang waktu dulu... the first moment
always be a beautiful memory”
Nah, ini dia karya terbarunya
Panji. Silakan dinikmati. Oya, ingat pesan Panji, “Siapa lagi yang mau
ngehargain karya kita sendiri kalau bukan kita”. Kalau sudah begitu, mulailah
memberi kesempatan kepada kemampuanmu untuk terus percaya diri. Oke oke? Sampai
jumpa di entri selanjutnya. Salam semangat dari Club Panyoet Comic Aceh, “Semangat
berkarya!”
Dilaporkan oleh: Isni Wardaton
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Beri jejakmu di sini. Terimakasih. ^_^